Kamis, 22 Oktober 2009

Bupati Blora Harapkan Petani Puledagel Lebih Maju dengan Manfaatkan UPIPD

Sabtu malam tanggal 21 November 2008 masyarakat Puledagel berkumpul di halaman balai desa menyambut kehadiran Bupati Blora. Setelah disambut dengan peragaan pemanfaatan klobot jagung untuk bungkus rokok, Bupati langsung menuju balai desa dan mendengarkan penjelasan H. Ngusman tentang Unit Pelayanan Informasi Desa (UPIPD) atau Telecenter P4MI yang ada di Puledagel. H.Ngusman bertindak sebagai manajer UPIPD. Selanjutnya Bupati meresmikan UPIPD yang diberi nama UPIPD Barokah, yang berada tak jauh dari balai desa.

UPIPD Puledagel yang berada di pinggir jalan desa ini dilengkapi dengan sarana komputer dan akses internet serta koleksi informasi teknologi pertanian dalam bentuk cetakan maupun CD dan VCD. Dalam peninjauannya ke dalam ruangan UPIPD, Bupati sempat meminta pengelola UPIPD untuk memperlihatkan akses informasi dan mencari informasi tentang harga jagung. Pengelola memperagakan bahwa informasi tersebut dapat diperoleh dengan cepat dan mudah. Pengelola juga menunjukkan koleksi informasi teknologi yang dapat diakses secara offline, tanpa harus koneksi internet.

Bupati Blora menyambut baik dan sangat mendukung keberadaan UPIPD Barokah. Bupati menilai bahwa penempatan UPIPD di Puledagel ini sangatlah tepat karena lokasinya yang strategis serta lingkungan masyarakat Puledagel yang kondusif terhadap pembangunan pertanian. Adanya UPIPD di Puledagel yang oleh Bupati disebut sebagai internet pedesaan, patut disyukuri karena terpilih sebagai salah satu dari lima pilot project UPIPD yang dikembangkan Badan Litbang Pertanian melalui P4MI. Selain di Blora, UPIPD juga dibangun di Temanggung, Ende, Donggala, dan Lombok Timur.

Lebih jauh dalam sambutannya Bupati menyatakan bahwa pemanfaatan internet umumnya menghadapi kendala karena budaya masyarakat dalam membaca atau mencari informasi masih rendah. Masyarakat lebih menyukai informasi audiovisual. Namun dengan niat dan kemauan untuk membiasakan membaca, tentu masyarakat lama-lama akan terbiasa. Bupati sangat berharap masyarakat Puledagel akan menjadi contoh bagi desa lainnya dalam hal pemanfaatan informasi. Dengan adanya informasi dan komunikasi petani Puledagel diharapkan dapat menjadi petani yang maju. Oleh karena itu Bupati berpesan agar masyarakat memanfaatkan dan merawat sarana UPIPD.

Hadir dalam acara peresmian ini Dr. Eko Ananto, penanggung jawab P4MI dan Drs. Bambang S.Sankarto dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. UPIPD merupakan salah satu kegiatan P4MI dalam rangka mendorong pengembangan sumber informasi nasional dan lokal. Sebelum UPIPD operasional, tenaga pengelolanya telah mendapatkan pelatihan dalam hal pemafaatan teknologi informasi, akses informasi pertanian dan manajemen UPIPD. Meskipun UPIPD Barokah di Puledagel ini baru saja diresmikan namun dari buku pengunjung terlihat bahwa telah banyak yang datang dan memanfaatkan sarana di UPIPD baik dari kalangan pelajar maupun petani.


Sumber : PFI3P - Badan Litbang Deptan.

Sabtu, 10 Oktober 2009

Setitik Harapan: Pemberdayaan Masyarakat pada Lahan Marginal

Setitik Harapan: Pemberdayaan Masyarakat pada Lahan Marginal
Memperdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang alam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memperdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.
Dan Pemberdayaan merupakan ”proses” tidaklah ”seketika” artinya dibutuhkan beberapa tahapan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, yaitu Penyadaran, pengkapasitasan dan pendayaan.

Dan selama proses tersebut menjadikan sasaran mengerti bahwa dirinya diperdayakan dan sekaligus pemberdayaan tersebut akan dimulai dari dalam dirinya sendiri.
. Pemberdayaan petani miskin di lahan marginal dilakukan secara partisipatif dan dengan mengetengahkan aspek jender. Hal ini untuk mendorong petani miskin dan perempuan mampu mengatasi persoalan yang mereka hadapi dengan inisiatif yang dibangun melalui investasi desa. Keterlibatan perempuan merupakan unsur penentu pembangunan desa, menyadari jumlah wanita kurang lebih separoh dari jumlah penduduk desa.

Daerah lahan marjinal / lahan kering peluang mengadopsi inovasi produksi dan pemasaran komersial dan ekses terhapat pertumbuhan ekonomi yang lebih luas masih sangat kurang. Dukungan investasi publik spesifik lokasi untuk jalan desa, gudang, irigasi kecil, konservasi lahan dan air diseminasi teknologi didesa-desa serta pelatihan bagi petani masih sangat kurang. Demikian pula halnya pengembangan dan diseminasi informasi belum dirancang untuk petani miskin, tetapi lebih ditujukan untuk promosi peningkatan produksi pangan. Kondisi ini berakibat mengunci petani pada suatu perangkap keseimbangan tingkat rendah yang mencegah akses terhapat manfaat pertumbuhan ekonomi lebih luas. Sebagai konsekuensinya ekonomi pedesaan tetap pada aktivitas komersial tingkat rendah yang juga membatasi aktivitas non-farm, menekan upah buruh tani dan meningkatnya jumlah petani miskin.